Peserta didik pada jaman ini sudah berada di era
teknologi dan mereka pun disebut anak digital. Hampir tiap anak mengenal yang
namanya handphone, play station, game
online, tidak hanya di perkotaan bahkan sudah sampai ke pelosok desa dan
kampung-kampung. Anak usia 3-4 tahun sudah tidak asing dengan tv dan hp sungguh
jauh berbeda dengan kita pada masa lalu. Guru dituntut menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang terjadi. Sudah bukan jamannya guru menggunakan kapur tulis.
Pasti ketinggalan guru yang hanya ceramah
tok dari awal hingga akhir
pembelajaran.
Pada saat ini guru harus mampu mengembangkan pembelajaran
dengan berbasis teknologi, guru harus pandai memanfaatkan teknologi. Sudah
saatnya guru memiliki akun, blog/website pembelajaran untuk menginformasikan
segala sesuatu terkait pembelajaran kepada peserta didik dan orangtua secara online. Guru dengan IT bisa memberikan tugas dan bimbingan secara online tanpa dibatasi
waktu dan tempat. Blackberry yang
dimiliki oleh guru dan siswa sudah saatnya diarahkan kepada yang bermanfaat
bagi pembelajaran. Akun Facebook pun
bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran, pemberian tugas, penjelasan singkat, info
penting bisa disampaikan secara online lewat akun tersebut.
Rapor yang merupakan laporan pendidik terhadap orangtua
terhadap perkembangan dan hasil capaian kompetensi peserta didik sudah saatnya
juga menggunakan teknologi. Rapor yang ditulis manual menggambarkan
ketidakmampuan lembaga pendidikan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang
terjadi. Bukankah dengan teknologi, kesalahan tulis dapat diedit dan diperbaiki
dengan cepat tanpa meninggalkan bekas. Efisiensi waktu dan ketelitian tidak
bisa dimungkiri. Bandingkan
jika secara manual, sering kita temukan rapor yang penuh tip eks dan coretan
sana-sini, belum lagi tulisan guru yang tingkat keterbacaannya beraneka
ragam. Efisiensi waktu dan ketelitian
tidak bisa dimungkiri, bayangkan berapa banyak waktu guru tersita untuk menulis
deskripsi kompetensi inti dan kompetensi dasar peserta didik tiap mata
pelajaran dari sisi kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Back up dokumen
dapat disimpan tanpa takut dimakan rayap, rusak, dsb. Email yang dimiliki dapat
dimanfaatkan untuk pengiriman dan penyimpanan dokumen-dokumen. Keaslian dokumen
pada era teknologi tidak dinilai dari manual dan tidak manualnya. Dengan
teknologi bisa digunakan barcode
setiap dokumen. Guru bisa memberi nomor seri setiap dokumen. Yang terpenting
pada print out tetap ada tanda tangan
basah/stempel basah yang menunjukkan keaslian dokumen.
Lalu masihkah kita menggunakan dan menulis rapor secara
manual? Apakah dengan teknologi keaslian
masih diragukan dibanding manual? Masih
tidak percayakah dengan kemampuan teknologi?
Bila jawabnya, kita masih masa transisi. Kini saatnya
kita mulai belajar dan mau memulai. Kapan lagi bila tidak sekarang.
(Penulis: H. Abd. Basith)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar