Jumat, 29 Mei 2015

Memajukan Madrasah dengan Ginju

Ginju itu bukanlah zat pewarna makanan atau apapun, namun adalah sebuah “gerakan” karena untuk maju itu harus bergerak.  Yaitu Gerakan Infaq Jum’at
Program ini sudah terbukti dan sudah dijalankan oleh sebuah madrasah Pondok Pesantren di Sumatera Utara, yaitu Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid. Dimana saat ini pesantren ini adalah Pesantren Terbaik di Sumatera Utara dengan segudang prestasinya. (Kita bisa mengunjungi Websitenya di  www.darulmursyid.com)
Apa hebatnya gerakan ini? Coba kita mulai berfikir secara matematik, jika siswa dan guru yang ada di madrasah itu berjumlah 100 orang dan jika per-orang memberikan infaqnya sebesar 1.000 rupiah, maka akan terkumpul dana sebesar 100.000,- per-jum’at, jadi kalau 1 bulan terkumpul sebesar 400.000,- (empat ratus ribu rupiah). Dalam setahun terkumpul   4.000.000,- (10 bulan x 400.000). Ini dapat kita gunakan misal untuk beli 1 buah LCD Proyektor, Pelantang Suara dan lain-lain keperluan guru dalam pembelajaran.
Hasil ini belum seberapa, jika gerakan ini sudah menjadi kebiasaan dan saling berlomba (Fastabiqul khairat). Seperti  pesantren tersebut di atas ia mampu mengumpulkan sedikitnya 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) setiap bulannya.
Pengaruhnya terhadap pendidikan
Berinfak dan bersedekah adalah ajaran yang mulia untuk mendidik kita peduli pada sesama. Perlu adanya latihan untuk membiasakan diri pada setiap manusia. Jika yang menggerakkanya adalah instansi pendidikan, maka hal ini sangat baik dan sangan efisien. Kebiasaan itu akan terus dibawa oleh mereka dan dimanapun mereka berada. Lambat laun akan membentuk masyarakat yang saling peduli membangun lingkungan dan negeri ini.

(dikutip/diringkas dari tulisan Juriono, Alumni IAIN-SU, Angkatan 2001 Jurusan Tafsir Hadis)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar